Scroll untuk baca artikel
DumaiInternasionalNasional

24 PMI Bermasalah di Malaysia Dideportasi Melalui Dumai

×

24 PMI Bermasalah di Malaysia Dideportasi Melalui Dumai

Sebarkan artikel ini

DUMAI – Sebanyak 24 Pekerja Migran Indonesia (PMI) bermasalah di Malaysia dideportasi ke tanah air melalui Port Dickson menuju Kota Dumai menggunakan Kapal Indomal Imperial, Kamis (21/8/2025) sekitar pukul 12.15 WIB.

Pemulangan PMI ini difasilitasi oleh Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Riau bersama P4MI Kota Dumai.

Kepala BP3MI Riau, Fanny Wahyu Kurniawan menyampaikan, pemulangan ini merupakan tindak lanjut dari surat Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur Nomor SD.3979/PK/B/08/2025/04 terkait repatriasi mandiri 24 WNI/PMI dari Depot Tahanan Imigresen (DTI) KLIA, Selangor.

“Begitu tiba di Dumai, seluruh PMI menjalani pemeriksaan dokumen oleh Imigrasi serta pemeriksaan kesehatan awal oleh petugas Balai Kekarantinaan Kesehatan Pelabuhan. Alhamdulillah, semuanya dalam kondisi stabil dan tidak memerlukan perawatan khusus,” ujarnya, Jumat (22/8/2025).

P4MI Kota Dumai kemudian melakukan pendampingan terhadap para PMI, mulai dari registrasi IMEI di Bea Cukai, pendataan, hingga penyediaan Rumah Ramah PMI sebagai tempat singgah sebelum dipulangkan ke daerah asal masing-masing.

Selain itu, pihak BP3MI dan P4MI juga memberikan pengarahan mengenai bahaya bekerja ke luar negeri secara nonprosedural. Sosialisasi ini ditegaskan penting agar kasus serupa tidak terulang.

“Kami sampaikan bahwa negara hadir untuk melindungi dan melayani para pekerja migran Indonesia. Namun, kami juga mengingatkan agar masyarakat tidak tergiur bekerja secara ilegal ke luar negeri karena risikonya sangat besar,” tambahnya.

“Adapun 24 PMI yang dipulangkan tersebut berasal dari berbagai daerah, yakni Sumatera Utara (15 orang), Aceh (5 orang), Nusa Tenggara Timur (1 orang), Jawa Timur (1 orang), Sumatera Barat (1 orang), dan Nusa Tenggara Barat (1 orang). Dari jumlah itu, 17 orang berjenis kelamin laki-laki dan 7 orang perempuan,” tutup Fanny. (dit)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *