DUMAI (MDC) — Melalui program Serumpun Paman Bahri (Sinergi Ekologi untuk Masyarakat Pesisir Unggul, Pangan Mandiri, dan Bahari Lestari), Kilang Pertamina Dumai menambah pembangunan Alat Pemecah Ombak (APO) sepanjang 200 meter di Kelurahan Mundam, Kecamatan Medang Kampai.
Langkah ini menjadi upaya strategis dalam memperkuat perlindungan kawasan pesisir dari ancaman abrasi yang selama ini menjadi masalah serius bagi Kota Dumai, khususnya wilayah Pantai Mundam.
Dengan program tersebut, Kilang Pertamina Dumai kembali mempertegas komitmennya dalam menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) melalui pembangunan infrastruktur yang memberi dampak nyata bagi masyarakat pesisir.
Area Manager Communication, Relations & CSR Kilang Pertamina Dumai, Agustiawan, mengatakan bahwa perluasan APO tahap kedua yang tengah dibangun menandai konsistensi perusahaan menghadirkan solusi jangka panjang bagi masyarakat.
“Perluasan APO ini adalah langkah serius kami dalam menjaga ekosistem pesisir serta menata kawasan yang rawan abrasi. Saat ini 73 meter sudah terpasang, dan 127 meter sisanya ditargetkan rampung pada Desember ini,” jelasnya.
Pembangunan APO sepanjang 200 meter ini melanjutkan tahap pertama yang selesai pada 2024. Infrastruktur awal tersebut terbukti memberikan manfaat signifikan, antara lain melindungi 86 meter garis pantai atau 31,27 persen kawasan rawan abrasi, menambah sedimentasi alami hingga 774 m³, serta meningkatkan perlindungan bagi 60 kepala keluarga yang bermukim di sekitar pantai. Dengan selesainya tahap kedua, total APO di Mundam akan mencapai 286 meter.
Agustiawan menambahkan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari implementasi prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam operasional kilang, sekaligus mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama terkait mitigasi perubahan iklim dan konservasi ekosistem pesisir.
Sebagai bentuk pengawasan langsung, General Manager Kilang Pertamina Dumai, Iwan Kurniawan, melakukan peninjauan implementasi program Serumpun Paman Bahri dan progres pembangunan APO melalui Management Walkthrough (MWT) pada Kamis (04/12/2025).
Dalam kegiatan tersebut, Iwan berdialog dengan Nelayan Mundam Jaya dan kader Posyandu Mundam Berseri untuk memastikan program TJSL benar-benar tepat sasaran.
“Kami ingin memastikan setiap program perusahaan menjawab kebutuhan masyarakat, khususnya di wilayah pesisir yang rentan terhadap perubahan iklim. Perlindungan pesisir adalah pondasi keberlanjutan ekosistem serta mata pencaharian masyarakat yang bergantung pada laut,” ujar Iwan.
Selain pembangunan APO, penguatan kawasan pesisir juga dilakukan melalui penanaman 1.370 bibit mangrove. Saat ini, 370 bibit telah ditanam, sementara 1.000 bibit lainnya sedang dalam tahap pembibitan.
Upaya rehabilitasi mangrove ini diharapkan dapat meningkatkan daya tahan pesisir sekaligus memperbaiki kualitas ekosistem Mundam.
Kelompok Nelayan Mundam Jaya dan Kader Posyandu Mundam Berseri menyampaikan apresiasi atas kepedulian Kilang Pertamina Dumai melalui program Serumpun Paman Bahri yang telah memberikan perlindungan lingkungan sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir. (kam)































