Scroll untuk baca artikel
Dumai

Menjulang Marwah, Merawat Budaya, Gerak Baru DKD Dumai Menghidupkan Kembali Ruh Seni Kota

×

Menjulang Marwah, Merawat Budaya, Gerak Baru DKD Dumai Menghidupkan Kembali Ruh Seni Kota

Sebarkan artikel ini

Pengurus DKD Dumai Periode 2025-2030 Resmi Dilantik, Pemko Harap DKD Jadi Mitra Strategis Merawat Budaya dan Seni

DKD Dumai
Agoes S. Alam Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kota Dumai Periode 2025 - 2030, Kabinet Menjulang Marwah. Foto : Toy Jepreter / MDC

DUMAI (MDC) – Suasana Balai Sri Bunga Tanjung pada Kamis (20/11/2025) tampak lebih hangat dari biasanya. Deretan kursi yang tersusun rapi, para tamu yang berdatangan bernuansa Melayu menjadi penanda bahwa Dumai tengah menggelar sebuah momentum penting bagi perjalanan seninya. Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kota Dumai Periode 2025–2030 resmi dilantik, menandai babak baru penguatan seni dan budaya di kota pesisir ini.

DKD Dumai

Pelantikan dilakukan berdasarkan Surat Keputusan Wali Kota Dumai Nomor: 719/DISDIKBUD/2025 tentang Pembentukan Pengurus DKD Kota Dumai Periode 2025–2030. Prosesi dimulai dengan pembacaan SK oleh utusan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Dumai, Zahratul Aini, yang kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan visi dan misi DKD oleh Ketua Umum terpilih, Agoes S. Alam. Penandatanganan itu disaksikan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Hj. Yusmanidar, yang hadir mewakili Wali Kota Dumai, serta unsur pimpinan DPRD.

DKD Dumai

Dalam struktur kepengurusan baru ini, DKD Dumai dinakhodai oleh Agoes S. Alam, sosok yang dikenal aktif dalam dunia seni dan literasi. Ia akan didampingi Syaiful Azhar selaku Sekretaris Umum dan Erma, Nu sebagai Bendahara Umum. Formasi ini diperkuat lebih dari 60 anggota yang terdiri dari berbagai bidang seni, mulai dari seni pertunjukan, sastra, musik, rupa, hingga tradisi budaya Melayu. Komposisi ini, menurut banyak pihak, menjadi salah satu formasi paling lengkap dalam sejarah DKD Dumai.

Tema sebagai Fondasi Gerak Lima Tahun ke Depan

Pelantikan ini mengusung tema besar: “Menjulang Marwah, Merawat Budaya, Merajut Karya, Menguatkan Seni, dalam mewujudkan Dumai Kota Idaman.” Tema tersebut disebutkan Agoes S. Alam sebagai pedoman, bukan sekadar kalimat seremonial.

“Dalam pembangunan kota, kita tidak hanya mengejar angka pertumbuhan ekonomi. Ada nilai hidup yang harus ditegakkan, nilai yang memuliakan manusia sebagai makhluk berbudaya,” ungkap Agoes dalam sambutannya.

Ia menjelaskan, menjulangnya marwah Dewan Kesenian berarti menghadirkan kembali martabat seni dan budaya sebagai kekuatan identitas. DKD lanjutnya, perlu menjadi ruang yang memberi kesempatan bagi seniman untuk berbicara, membuka gelanggang bagi tradisi untuk dapat hidup kembali, dan menjadi jembatan penghubung kreativitas bagi generasi muda di tengah arus digitalisasi dan industri.

DKD Dumai

“Ketika seni dihormati dan budaya dipulihkan, Dumai bukan sekadar kota singgah perdagangan. Dumai menjadi kota berkepribadian, yang marwahnya terpancar dari harmoni antara kemajuan dan keadaban,” tegasnya.

Ia menambahkan, usaha menumbuhkan seni bukan semata proyek estetika, melainkan ikhtiar luhur untuk menjaga martabat masyarakat. Dengan kepengurusan yang solid, Agoes menyatakan komitmen untuk menggiatkan kembali geliat seni budaya di Kota Dumai, bukan hanya di tingkat lokal tetapi juga nasional dan internasional.

DKD Sebagai Rumah Bersama Para Seniman

Di tengah dinamika perkembangan kota industri, Agoes menegaskan bahwa DKD ingin menjadi “rumah nyaman” bagi para seniman. Sebuah tempat yang tidak hanya menyediakan ruang berkarya, tetapi juga menjadi wadah diskusi, pengembangan ide, dan pengawalan warisan budaya tempatan agar tetap lestari.

“Pada periode ini, kami ingin membuka pintu lebar-lebar bagi kolaborasi. Baik dengan pemerintah, LAMR, para pegiat seni, maupun seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya.

Ia percaya bahwa kolaborasi adalah kunci utama untuk menciptakan ekosistem kesenian yang hidup, produktif, dan berkelanjutan.

Dukungan Pemerintah Kota Dumai

DKD Dumai

Dalam sambutannya, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Hj. Yusmanidar menyampaikan apresiasi atas terbentuknya kepengurusan DKD baru. Ia menekankan bahwa seni dan budaya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan Dumai sebagai “Kota Idaman”.

“DKD kami harapkan menjadi mitra strategis pemerintah dalam menggali, melestarikan, dan mengembangkan potensi seni budaya lokal. Pembangunan fisik harus berjalan beriringan dengan pembangunan spiritual dan budaya masyarakatnya,” kata Yusmanidar.

Ia juga menyampaikan bahwa Pemko Dumai, di bawah kepemimpinan Wali Kota H. Paisal, terus berkomitmen memberikan dukungan serta memfasilitasi ruang berekspresi bagi para seniman. Menurutnya, keberagaman masyarakat Dumai justru menjadi kekuatan yang dapat dijalin melalui seni.

“Melalui seni, kita rajut persatuan. Berbeda suku, berbeda latar belakang, namun disatukan dalam bingkai budaya Melayu,” tambahnya.

Kehadiran Tokoh dan Penguatan Marwah Budaya

Pelantikan ini turut dihadiri tokoh-tokoh penting daerah, di antaranya Ketua DPRD Dumai Agus Miswandi, Ketua Komisi III DPRD Hasrizal, Komandan Lanal Dumai dan unsur Forkopimda atau yang mewakili, Ketua LAMR Dumai, kepala perangkat daerah, Area Manager Communication, Relations, & CSR PT KPI RU II Dumai Agustiawan, tokoh adat, tokoh masyarakat, budayawan, seniman, dan pemerhati seni. Kehadiran mereka menunjukkan bahwa seni dan budaya kini menjadi agenda bersama untuk membangun citra dan marwah kota.

DKD Dumai

Bagi sebagian pihak, pelantikan pengurus DKD periode ini dianggap sebagai momentum kebangkitan. Harapan untuk melihat Dumai lebih aktif dalam event seni, revitalisasi tradisi Melayu, penguatan kegiatan budaya, hingga pembinaan generasi muda menjadi pembicaraan hangat di sela-sela acara.

Langkah Baru untuk Lima Tahun Mendatang

Dengan dilantiknya DKD Dumai Periode 2025–2030, perjalanan baru pun dimulai. Tugas besar menanti: merumuskan program kerja, memperkuat kolaborasi, menumbuhkan partisipasi publik, dan merawat identitas budaya yang menjadi ruh kota.

Bagi DKD, lima tahun ke depan bukan hanya tentang merancang agenda seni, tetapi tentang memastikan bahwa seni tetap menjadi cahaya yang menjaga Dumai memiliki jiwanya sendiri. (ToY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *