Scroll untuk baca artikel
Riau

Tari, Anak Gajah Kesayangan Kapolda Riau Tewas di TNTN, Polda Riau Turunkan Tim Khusus

×

Tari, Anak Gajah Kesayangan Kapolda Riau Tewas di TNTN, Polda Riau Turunkan Tim Khusus

Sebarkan artikel ini
Tari Anak Gajah
Anak gajah Sumatera bernama Kalista Lestari atau Tari.(foto : Istimewa)

PEKANBARU (MDC)  – Kepolisian Daerah (Polda) Riau mengusut penyebab kematian anak gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrensis) bernama Kalista Lestari atau Tari. Untuk itu, Polda Riau menurunkan tim khusus untuk menyelidiki penyebab kematian gajah betina berumur dua tahun itu.

Hal itu disampaikan Kepala Subdit IV Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Riau, AKBP Nasrudin.

Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan, yang dikenal sebagai orang tua angkat Tari, tak kuasa menyembunyikan kesedihannya atas kepergian anak gajah kesayangannya itu.

Dalam pernyataannya, ia menggambarkan Tari bukan sekadar satwa, melainkan simbol keseimbangan ekosistem Tesso Nilo yang terus menghadapi tekanan.

“Hari ini, dengan hati yang berat namun penuh keikhlasan, saya sampaikan bahwa putri angkat kami, Gajah Tari Kalista Lestari, telah kembali ke pangkuan alam semesta. Tari bukan sekadar gajah, ia adalah simbol keseimbangan alam yang semakin rapuh,” ujar Irjen Herry, Rabu.

Kapolda menegaskan, kematian Tari harus dijadikan momentum untuk memperkuat kesadaran menjaga lingkungan.

“Jiwa Tari kini menyatu dengan semesta, menjadi energi yang menginspirasi kita untuk menjaga kelestarian hutan dan satwa liar,” tambahnya.

Untuk diketahui gajah betina tersebut ditemukan mati mendadak di camp Elephants Flying Squad SPTN Wilayah I Lubuk Kembang Bunga, Balai Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Rabu (10/9/2025).

Untuk mengetahui penyebab kematian hewan dilindungi itu tim khusus dari kepolisian masih berada di lokasi kejadian dan bekerja sama dengan petugas dari TNTN untuk melakukan penyelidikan.

Ketika ditanyakan apakah gajah tersebut mati akibat diracun, Nasrudin mengatakan hal itu masih dalam penyelidikan. “Terkait apa penyebabnya, apakah diracun atau tidak masih dalam penyelidikan. Nanti kita akan sampaikan perkembangannya,” ucapnya.

Tari bukanlah gajah liar yang lahir di hutan. Ia lahir di Camp Elephants Flying Squad TNTN, Lubuk Kembang Bunga, pada 31 Agustus 2023 dari induk gajah bernama Lisa.

Kehadirannya sejak lahir mendapat perhatian besar, bukan hanya karena kelucuannya, tetapi juga karena Tari dipandang sebagai simbol harapan bagi masa depan konservasi gajah Sumatera yang kian terancam habitatnya.

Akan tetapi kabar kematian gajah tersebut menjadi kabar duka bagi masyarakat Riau. Apalagi ini bukan kasus kematian gajah pertama di kawasan TNTN tersebut. Berdasarkan data Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, dalam kurun 11 tahun terakhir tercatat 23 individu gajah Sumatera mati di kawasan TNTN. (MCR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *